Meskipun manusia yang menjalankan konseling
bukan berarti tidak akan melibatkan apapun. Ketritunggalan Allah merupakan satu
keutuhan dalam kehidupan orang Kristen. Jadi pada saat melakukan pelayanan
konseling tidak bisa mengatakan bahwa cukup kita hanya mengundang Allah untuk menolong
dalam pelayanan ini sementara mengabaikan Yesus Kristus dan peranan Roh Kudus.
Memang tidak ada ayat khusus yang menyebut istilah tritunggal, namun Tuhan Yesus ketika hendak meninggalkan dunia ini,
ia memberi perintah kepada murid-muridnya untuk pergi membabtis/memuridkan
bangsa ke dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (bdk. Mat 28:19) jadi itu
artinya saat melakukan pelayanan kita tidak bisa mengabaikan peranan dari
ketritunggalan Allah. Justru sebuah satu kesatuan yang utuh dan sempurna.

Seperti yang saya sampaikan dalam materi
pertama bahwa Pelayanan konseling terkait erat dengan pengalaman dan keyakinan
akan Tuhan. Bahkan John F. MacArthur, JR. dan Waine A. Mack mengatakan bahwa
‘Tuhan adalah pusat konseling’, artinya Tuhan mahakuasa, aktif, bersabda,
rahimi, memerintah, berkuasa. Allah dan penyelamat, Yesus Kristus, adalah fokus
utama konseling dan merupakan contoh konselor yang hebat. Firman Tuhan dan Roh
Kudus adalah dasar dari semua perubahan hidup yang penting dan kekal.[1]
Ada banyak hal yang dapat kita jumpai dalam
Alkitab tentang Allah yang berperan sebagai konselor. Tuhan Allah adalah
pencipta alam semesta. Itu berarti seluruh alam beserta isinya adalah milik
Tuhan, termasuk manusia. Bahkan manusia bukan hanya sekadar milik, tetapi amat
dikasihi-Nya dengan kasih yang kekal. “Aku mengasihi engkau dengan kasih yang
kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu” (Yer 31:3).[2] Dan Tuhan Yesus, Penasihat yang Ajaib, juga
telah memberikan prinsip-prinsip konseling yang patut diteladani. Bahwa Ia juga
lebih banyak melakukan pelayanan konseling kepada orang-orang yang
dijumpai-Nya. Kepada perempuan Samaria pada jam 12 siang di sumur, bahwa Ia
tidak hanya menawarkan Air Hidup yang akan memberikan kehidupan kepada
perempuan itu namun juga menolong perempuan itu untuk menyadari dosa seksnya
supaya perempuan itu menjadikan hidupnya bukan hamba atau budak dari seks yang
suka main laki-laki tapi dirinya adalah milik Tuhan yang akan dipakai
memuliakan Tuhan. Yesus menolong anak-anak-Nya yang mengalami kebingungan, seperti dua murid
yang melakukan perjalanan ke Emaus. Dan masih banyak lagi yang Tuhan Yesus
lakukan dalam hal masalah hati.
Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran Dia juga
berperan memberi penghiburan kepada hati yang susah, penat dan rapuh oleh setiap
pribadi yang bermasalah. Meskipun tidak terlihat oleh mata dapat dirasakan
bahwa Roh Kudus itu sungguh-sungguh ada dan bekerja. Ketika seseorang mengampul
keputusan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya maka pada saat
itu jugalah Roh Kudus hadir mendiami mereka dan terus-menerus bekerja. Hanya
yang menjadi masalah bahwa banyak orang yang tanpa menyadari sedang mematikan
peran Roh Kudus di dalam kehidupan mereka, yakni mereka terus dengan keras hati
melawan Tuhan dan selalu melawan teguran dari Roh Kudus saat melakukan
pelanggaran, sehingga lambat-laun peran Roh Kudus semakin mengecil dan sampai
menghilang.
Di dalam pelayanan konseling peranan dari
Ketritunggalan Allah tetap ditekankan supaya konseli tidak mempeta-petakan
tentang peranan Allah, peranan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Allah punya peran
penting dalam pemulihan seorang konseli, Allah yang berdaulat atas semerta ini
maka dia akan berdaulat atas masalah yang menimpa mereka, dengan kata lain
sebesar apapun masalah yang sedang mereka alami Allah yang lebih besar dari
masalah itu akan membereskannya juga. Kemudian tentang Yesus Kristus penting
juga diperkenalkan kepada konseli karena Yesus dalam ketaatan-Nya sampai mati
di kayu salib Ia membereskan perkara dosa yang tidak ada cara lain yang bisa
dipakai untuk menyelesaikan (*hanya dengan tubuh dan darah-Nya) jadi kalau
perkara dosa seperti itu Yesus dapat melakukan maka tidak menutup kemungkinan
masalah yang dialami anak-anak-Nya akan terselesaikan dengan baik. Seseorang
hanya bisa menjangkau Allah dengan membawa masalah-masalahnya hanya melalui
Yesus Kristus karena hanya Dialah yang menjadi penghubung antara Allah dengan manusia dan tidak ada
jalan lain.
Bagi para konselor, Roh kuduslah (sumber) yang
memberikan kita kuasa, kekuatan, kemauan, dan bijaksana dalam menolong,
menghibur dan menguatkan mereka yang sedang tidak berdaya. Roh Kuduslah yang
membantu kita berempati dengan benar. Bagi konseli, Roh Kuduslah yang mampu
menyadarkan mereka dari dosa dan kesalahannya. Roh kuduslah yang mampu mengubah
hati dan karakter mereka menuju perubahan hidup yang lebih baik. Roh kudus juga
yang membantu kita mengingatkan, mengolah, dan menerjemahkan firman Tuhan yang
dibutuhkan oleh klien kita untuk menyampaikannya pada waktu yang tepat, dan
dengan bahasa yang dimengerti klien.[3]
Ketritunggalan Allah tidak hanya ditekankan
kepada konseli tetapi kepada konselor karena mereka juga harus menyadari siapa
Allah yang mereka layani dan mereka belajar untuk tunduk dan sepenuhnya
mengandalkan Dia. Bahwa tanpa kuasa dan hikmat dari pada Allah tidak mungkin
pelayanan itu dapat berjalan dengan baik dan berhasil. Seorang konselor terus
menyadari akan hal itu supaya tidak mengandalkan diri atau almamater yang
dimiliki tetapi lebih kepada Tuhan yang sudah mengutusnya.
Teologi dan Praktek Konseling
BalasHapus