Kuatnya sebuah
bangunan tergantung pada apa dasar atau pondasi yang digunakan. Kehidupan
seseorang pun tidak kalah pentingnya untuk tahu dasar apa yang dipakai untuk
berpijak.
Memang
ketika kita membaca Mazmur 34 ini ada banyak pertanyaan-pertayaan yang dapat
mengganggu kita. Apakah Daud seharusnya di Gad? Itu adalah tempat tinggal
Goliat, jagoan orang Filistin itu. Apakah harus berpura-pura jadi gila karena
ingin bertahan hidup, meskipun martabatnya pada saat itu adalah sebagai
Raja? Dan apa yang dapat dipelajari?
Satu-persatu penopang dalam diri
Daud Allah mulai singkirkan dan betapa menyedihkan momen itu bagi Daud! Allah
telah mengambil posisinya, istrinya dan Samuel bahkan kehilangan sahabatnya
yang paling karib, Yonatan. Kemudian datanglah pukulan yang terakhir: Daud kehilangan harga diri. Itulah
penopang terakhir yang adalah masa paling bawah dari kehidupan seseorang.
Mengapa Allah melakukan itu dalam diri Daud? karena Ia ingin menyingkirkan
pengganti-penggantiNya serta mengajar Daud untuk bersandar pada lenganNya yang
kuat.
Daud
semakin menyadari bahwa meskipun ia raja yang dikagumi dengan berupaya mencari
jalan keluar dari kesulitan yang dialaminya, namun ia tidak bisa berbuat-buat
apa-apa untuk menolong dirinya dan hanya Tuhan yang dapat menolongnya, sehingga
dengan demikian ia menulis mazmur pujian sebagai pengakuan betapa Allah sangat
mengasihi dirinya yang masih memberinya kesempatan untuk mengalami anugerah-Nya,
Allah menjawab dan melepaskannya dari segala kegentaran.
Adakah
penopang-penopang yang menyita perhatian kita dan terus tertuju padanya? Jangan
kaget jika suatu saat Allah menyingkirkan itu dalam diri kita. karena Allah
yang sama akan mendidik kita untuk sepenuhnya mengandalkan Dia. Itulah cara
memproses orang-orang yang akan dipakai-Nya. Amin